Pencabutan Gugatan Perdata Terhadap Prita Ditolak PN Tangerang
TANGERANG (Pos Kota)- Pencabutan gugatan RS Omni Internasional kepada Prita ditolak oleh Pengadilan Negeri Tangerang,karena perkaranya sudah diputus dan dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Banten.
“Perkara gugatan RS Omni kepada Prita sudah diputus gak bisa dicabut,”jelas ketua Pengadilan Negeri Tangerang Moh.Asnun,SH,Kamis.
Menurutnya, perkara gugatan bisa dicabut sebelum ada putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap. Beberapa hari lalu RS Omni berniat mencabut gugatannya kepada Prita mantan pasien rumah sakit tersebut. Gugatan itu sudah diputus hakim dan dikuatkan pengadilan Tinggi Banten dengan menghukum Prita membayar denda Rp 204 juta kepada Omni.
Pengacara Prita Slamet Yuono,SH menilai RS Omni setengah hati untuk berdamai dengan kliennya. “Kalau mau cabut perkaranya ya perdata dan pidananya,jangan setengah hati,”ucap Slamet sambil menyebutkan RS Omni dari awal memang bernafsu memenjarakan Prita bukan untuk berdamai. “Saya yakin Prita akan dibebaskan hakim dan perdatanya juga akan menang di tingkat Mahkamah Agung,”tegas Slamet.
Seperti diberitakan kasus Prita dengan RS Omni menjadi perhatian masyarakat luas, karena ada kejanggalan.
Hanya karena Prita menulis keluhan saat berobat di RS tersebut di emailnya, wanita ini digugat dan dipidanakan.
Padahal keluhan Prita itu benar. Dalam kasus pidana pencemaran nama baik, Prita sudah dituntut 6 bulan penjara oleh Jaksa Riyadi,SH. Majelis Hakim diketuai Arthur Hangewa,SH akan memutus perkaranya minggu depan.(maryoto/B)
TANGERANG (Pos Kota)- Pencabutan gugatan RS Omni Internasional kepada Prita ditolak oleh Pengadilan Negeri Tangerang,karena perkaranya sudah diputus dan dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Banten.
“Perkara gugatan RS Omni kepada Prita sudah diputus gak bisa dicabut,”jelas ketua Pengadilan Negeri Tangerang Moh.Asnun,SH,Kamis.
Menurutnya, perkara gugatan bisa dicabut sebelum ada putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap. Beberapa hari lalu RS Omni berniat mencabut gugatannya kepada Prita mantan pasien rumah sakit tersebut. Gugatan itu sudah diputus hakim dan dikuatkan pengadilan Tinggi Banten dengan menghukum Prita membayar denda Rp 204 juta kepada Omni.
Pengacara Prita Slamet Yuono,SH menilai RS Omni setengah hati untuk berdamai dengan kliennya. “Kalau mau cabut perkaranya ya perdata dan pidananya,jangan setengah hati,”ucap Slamet sambil menyebutkan RS Omni dari awal memang bernafsu memenjarakan Prita bukan untuk berdamai. “Saya yakin Prita akan dibebaskan hakim dan perdatanya juga akan menang di tingkat Mahkamah Agung,”tegas Slamet.
Seperti diberitakan kasus Prita dengan RS Omni menjadi perhatian masyarakat luas, karena ada kejanggalan.
Hanya karena Prita menulis keluhan saat berobat di RS tersebut di emailnya, wanita ini digugat dan dipidanakan.
Padahal keluhan Prita itu benar. Dalam kasus pidana pencemaran nama baik, Prita sudah dituntut 6 bulan penjara oleh Jaksa Riyadi,SH. Majelis Hakim diketuai Arthur Hangewa,SH akan memutus perkaranya minggu depan.(maryoto/B)
Bookmark and Share
